Amerika Serikat setuju untuk menghapuskan utang Indonesia sebesar $35 juta selama sembilan tahun ke depan, Menteri Keuangan AS menyampaikan itu pada Senin (8/7).
Sebagai imbalannya, Indonesia harus memulihkan dan melestarikan terumbu karang, yang menurut perkiraan para ahli, merupakan petak laut dengan keanekaragaman hayati paling tinggi di dunia.
Terumbu karang berada di bawah ancaman yang meningkat secara global, sebagian besar disebabkan oleh perubahan iklim yang meningkatkan suhu laut.
Data pada Mei menunjukkan, selama setahun terakhir, hampir duapertiga terumbu karang telah mengalami stress akibat panas yang cukup buruk untuk memicu “pemutihan”, yang bisa menghancurkannya.
Perjanjian tersebut merupakan pertukaran “utang untuk alam” yang keempat yang dilakukan kedua negara sejak 2009, dan diperkirakan akan mendanai setidaknya 15 tahun kegiatan konservasi di dua wilayah utama dari apa yang dikenal sebagai “Segitiga Terumbu Karang”.
Bentang Laut Kepala Burung dan Bentang Laut Banda-Sunda Kecil yang ditargetkan, mencakup luasan ratusan ribu hektar, yang merupakan habitat bagi lebih tiga perempat dari semua spesies karang dan lebih dari 3 ribu jenis ikan, kura-kura, hiu, paus dan lumba-lumba.
Indonesia memiliki 5,1 juta hektar terumbu karang, yang merupakan 18 persen dari luas terumbu karang dunia, menurut kementerian pariwisata dan ekonomi kreatif. Tetapi persoalan pemutihan karang tahun ini, telah menimbulkan dampak yang buruk.
“Dua wilayah ini merupakan pusat dari keanekaragaman hayati,” kata Alexandre Portnoi, penasihat hukum dari Conservation International yang membantu pencapaian kesepakatan ini.
Indonesia memperoleh keuntungan dari penghapusan utang sebelumnya dengan AS pada 2009, 2011 dan 2014, yang secara kolektif dari waktu ke waktu berjumlah hampir $70 juta.