Segala sesuatu tentang calon wakil presiden berusia 36 tahun ini – mulai dari penampilan, tingkah laku hingga suara baritonnya – mengingatkan kita pada ayahnya, Presiden Joko Widodo yang sangat populer dan dikenal sebagai Jokowi.
Banyak pemilih mengatakan mereka tertarik pada calon presiden, Prabowo Subianto, salah satunya karena mantan komandan jenderal tersebut bersanding dengan putra sulung Jokowi, Gibran Rakabuming Raka.
Pasangan Prabowo-Gibran mengantongi sekitar 58 persen suara dalam “penghitungan cepat” atau quick count tidak resmi yang dilakukan oleh sejumlah lembaga survei independen setelah pemilu usai digelar pada Rabu (14/2/2024). Hitung cepat semacam itu terbukti akurat pada pemilu-pemilu sebelumnya.
Hasil hitung cepat menempatkan Gibran menjadi wakil presiden termuda dalam sejarah negara ini. Namun, ada perbedaan yang jelas antara Jokowi dan putra milenialnya.
Sebelum menjadi presiden pada 2014, Jokowi telah menjabat menjadi wali kota Solo dan gubernur DKI Jakarta selama 10 tahun, sementara Gibran baru dua tahun menjabat sebagai wali kota.
Saat Jokowi sebelumnya dianggap sebagai orang yang berhasil mendobrak hambatan-hambatan lama dan membuka era demokrasi baru, naiknya Gibran justru dinilai sebagai langkah nepotisme dan pelanggaran konstitusi.
Jokowi menuai kritik pedas karena diduga ikut campur tangan. Ia terlihat tampil bersama Menteri Pertahanan Prabowo setelah Mahkamah Konstitusi mengeluarkan keputusan terkait usia capres/cawapres yang memudahkan Gibran melenggang menjadi RI-2.
Namun Jokowi menepis tuduhan dia ikut campur.
Terbukanya jalan bagi Gibran menjadi wakil presiden juga menimbulkan pertanyaan tentang seberapa siap dia melangkah ke panggung nasional, meski jabatan wakil presiden adalah posisi yang kekuasaan dan pengaruhnya terbatas.
Namun Gibran menyatakan keyakinannya bahwa dia siap untuk berperan secara nasional dalam pidatonya pada Rabu malam setelah Prabowo mendeklarasikan kemenangan.
“Tiga bulan yang lalu saya itu bukan siapa-siapa, bapak/ibu sekalian. Saya masih dikatain planga-plongo, dikatain Samsul, dikatain takut debat,” ujar Gibran kepada pendukungnya. “Tapi satu hal yang pasti, berkat dukungan doa bapak/ibu semua, saya dan Pak Prabowo sekarang sudah ada di sini.”
Wakil presiden di masa lalu biasanya cenderung memainkan peran yang remeh, kecuali diberi mandat khusus oleh presiden.
Namun manuver yang dilakukan untuk mengangkat Gibran sebagai orang kedua dalam posisi puncak telah memicu spekulasi bahwa kantor wakil presiden mungkin diberikan kekuasaan tambahan.