Oleh: Nazwar, S. Fil. I., M. Phil.*
*Penulis Lepas Yogyakarta
Hari Kiamat atau “yaumul-qiyamah” “yaumus-sa’ah” adalah peristiwa besar. Al-Qur’an berulang kali dan dalam berbagai kesempatan menyampaikan kabar tersebut dalam nama pertanyaan menggugah, belum lagi ada saja yang menekankan dan menggarisbawahi dan mengulang-ulang narasi tersebut dengan mengaitkan berbagai fenomena atau kejadian luar biasa dewasa ini sehingga tidak jarang melahirkan bagi sebagian orang dan diistilahkan dengan “Overthinking”.
Langkah mengingatkan atau sekedar menakuti-nakuti agar umat manusia ingat dan segera kembali kepada Allah. Kejadian di Palestina adalah satu dari berbagai peristiwa lain sering kali dikaitkan dengan tahapan menuju gerbang kehancuran jagat raya ini atau hari kiamat.
Sebenarnya beberapa peristiwa sering yang sering dikaitkan dan diidentikkan dengan momentum kehancuran alam semesta sudah sering kali terjadi dan berulang. Dalil nas atau teks juga banyak dapat ditemukan tidak hanya Hadits namun juga al-Qur’an dan berbagai pandangan seperti sains, filosofis dan tutur kata.
Namun kesempatan ini penulis akan mempertegas beberapa kejadian sebagai pengulangan dan agar menjadi bagian dari memperkaya khazanah tentang kejadian tersebut. Berikut poin-poin ulasan “realase”nya:
Pertama, orang kampung atau sebut istilah Arab orang badui menjadi juragan dan kaya raya. Identik dengan kesederhanaan serta penampilan seadanya dan penuh keterbatasan, semisal bersendal jepit dan pembawaan compang-camping dan terkesan semaunya kini dalam kondisi terbalik, yaitu rapi, tinggal di gedung mewah dan berbagai fasilitas megah lain seperti pakaian, makanan berkelas serta kendaraan, alat komunikasi dan berbagai teknologi canggih dimilikinya, dan ini kian hari kian ramai dan tampak jelas.
Status penggembala atau ternak hewan termasuk burung, kini berubah drastis dan menjadi orang gedongan. Hal ini merupakan suatu kondisi berbeda antara sebelum dengan sesudahnya.
Kedua, orang tidak peduli halal atau haram. Sebenarnya poin ini tekah dibahas bahkan tuntas oleh Ustaz Ammi Nur Bait sebagaimana diulas dalam artikel penulis sebelumnya, berikut contoh dan dalil yang mempertegasnya sebagai bagian dari “berdirinya” sebut kembali istilah awal paragraf dengan”yaum as-sa’ah.”
Baik, pada artikel ini penulis tekankan pentingnya mengenali sumber harta sebagai pertanggungjawaban di akhirat serta ilmu dan pengamalannya khususnya di dunia.
Ketiga, sikap kurang ajar anak terhadap orang (yang lebih) tua. Poin ini dipertegas dengan dalil dan kenyataan atau realita. Menjadi semakin rasional ketika kemungkinan sikap yang merupakan akhlak buruk dan perbuatan yang senantiasa dijauhi ini dengan perkembangan teknologi, ilmu pengetahuan dan tantangan zaman.
Maka urgensi akhlak penting untuk ditanamkan diperdalam dan diterapkan dalam kehidupan sehari-hari. Sebagaimana ulasan dalam artikel penulis sebelumnya bahwa poin penting akhlak tidak hanya penguasaan teori atau sebatas wacana dan wawasan, namun juga pengamalan bahkan solusi terhadap berbagai persoalan yang dihadapi manusia termasuk dalam hubungan sesama.
Keempat, dicabutnya agama dari dalam setiap orang,. Tanda ini bisa jadi bagian dari munculnya khawarij dan beberapa kejadian luar biasa dan mengerikan terkait perkembangan agama di muka bumi ini.