“Kami siap mengirim pasukan perdamaian yang signifikan untuk menjaga dan memantau gencatan senjata ini, serta memberikan rasa aman kepada semua pihak. Kami juga siap untuk segera mengirimkan tenaga medis guna mengoperasikan rumah sakit lapangan di Gaza, tentunya persetujuan semua pihak,” katanya.
Menanggapi proposal gencatan senjata yang disampaikan Presiden AS Joe Biden, Prabowo mengatakan melihat proposal itu sebagai “langkah penting yang tepat,” dan menyampaikan kegembiraannya karena Hamas juga menanggapi dengan positif proposal itu.
Pengamat: Usul Pengiriman Pasukan Penjaga Perdamaian Penting
Pengamat hubungan internasional Universitas Diponogoro, Mohamad Rosyidin menilai usul pengiriman pasukan perdamaian ke Gaza yang disampaikan Prabowo di forum Shangri-La itu merupakan suatu yang penting. Namun, menurutnya, hal itu harus didahului dengan gencatan senjata.
“Langkah pertama yang harus dilakukan mencapai gencatan senjata terhadap kedua belah pihak. Dalam hal ini usulan tiga langkah proposal dari Amerika, menurut saya perlu untuk segera direalisasikan. Cuma seperti Biden sendiri akui bahwa proposal ini mungkin akan mendapatkan penentangan dari pihak Israel. Jadi ini merupakan tantangannya untuk merealisasikan usulan itu,” kata Rosyidin.
AS, tambahnya, sedianya menekan Israel terlebih dahulu agar bersedia menerima usulan itu. “Misalnya dengan mengenakan sanksi penghentian bantuan jika tidak mau menerima. Hanya Amerika yang bisa melakukannya,” ujarnya.
Solusi dua negara yang banyak disebut dalam forum tahunan di Singapura itu, dinilai sebagai opsi paling ideal yang membutuhkan dukungan luas dunia internasional. Indonesia, ujarnya, dapat kembali menggalang dukungan lewat diplomasi, khususnya ke negara-negara Barat, agar semakin banyak yang mengakui Palestina sebagai negara, yang tentunya akan memberi tekanan pada Israel. [voa]
Jaringan: VOA
Editor: M Sarih