Indonesia Sayangkan Penangguhan Dana UNRWA oleh Negara Donor

Sebuah fasilitas Badan Bantuan dan Pekerjaan PBB untuk Pengungsi Palestina (UNRWA) di kota Jenin, Tepi Barat yang diduduki Israel, pada Selasa 30 Januari 2024.
Sebuah fasilitas Badan Bantuan dan Pekerjaan PBB untuk Pengungsi Palestina (UNRWA) di kota Jenin, Tepi Barat yang diduduki Israel, pada Selasa 30 Januari 2024.

Sehari setelah Israel menyampaikan tudingan adanya sejumlah staf UNRWA terlibat dalam serangan ke bagian selatan negara itu 7 Oktober lalu, beberapa negara donor menangguhkan dana operasi badan PBB itu. Indonesia menyayangkan keputusan tersebut sebelum tudingan itu dapat dibuktikan kebenarannya.

JAKARTA – Sekjen PBB Antonio Guterres hari Selasa (30/1/2024) dijadwalkan melangsungkan pertemuan dengan negara-negara donor utama Badan Bantuan dan Pekerjaan PBB Untuk Pengungsi Palestina (UNRWA) guna memastikan kelanjutan dukungan bagi para pengungsi Palestina, yang terpaksa meninggalkan rumah mereka karena perang Israel-Hamas sejak awal Oktober lalu.

Bacaan Lainnya

Sedikitnya 10 negara – termasuk Amerika, Inggris, Austria, Finlandia dan Jepang – mengumumkan akan menarik atau menangguhkan sementara pendanaan untuk UNRWA setelah muncul tuduhan bahwa beberapa staf badan itu terlibat dalam serangan pejuang Hamas ke bagian selatan Israel pada 7 Oktober lalu.

Tudingan itu disampaikan oleh Duta Besar Israel Untuk PBB Gilad Erdan Jumat lalu (26/1/2024) saat berpidato untuk memperingati International Holocaust Remembrance Day atau Hari Peringatan Holocaust Internasional, yang bertepatan dengan dikeluarkannya putusan Mahkamah Internasional atas gugatan hukum Afrika Selatan terhadap Israel.

“Betapa simbolisnya pada hari ini terungkap bahwa beberapa staf UNRWA diduga ikut serta dalam pembantaian di Israel? PBB tidak hanya dipersenjatai untuk mendelegitimasi keberadaan kami, namun juga untuk memusnahkan kami secara fisik,” ujar Erdan.

Indonesia Harapkan Semua Pihak Tunggu Hasil Penyelidikan PBB

Juru bicara Kementerian Luar Negeri Indonesia Lalu Muhammad Iqbal menyayangkan perkembangan ini. Ia menegaskan setiap tuduhan harus terlebih dahulu dibuktikan, diselidiki secara menyeluruh, kredibel dan transparan. Terlebih karena Sekjen PBB Antonio Guterres telah menginstruksikan the Office of Internal Oversight Service (OIOS) untuk melakukan investigasi, dan semua pihak sedianya menunggu hasil penyelidikan itu.

“Indonesia menyayangkan keputusan sejumlah negara donor yang langsung menunda dukungan keuangan kepada UNRWA sebelum tuduhan (Israel) itu dibuktikan. Langkah tersebut akan memperburuk situasi kemanusiaan di Gaza, Palestina, yang saat ini sudah sulit,” ujar Iqbal dalam pesan teks menjawab pertanyaan VOA.

Pakar: Israel Kerap Lempar Tuduhan Tanpa Bukti

Pengajar Ilmu Hubungan Internasional di Universitas Islam Indonesia (UII) Hasbi Aswar sepakat dengan sikap pemerintah Indonesia, bahwa Israel harus membuktikan terlebih dahulu keterlibatan 12 staf UNRWA dalam serangan 7 Oktober yang menewaskan 1.200 warga Israel itu.

“Yang menjadi masalah, sejak 7 Oktober sampai sekarang, ketika Israel menyampaikan tuduhan – bahkan terhadap Hamas – biasanya tidak ada buktinya. Misalnya dalam isu Hamas melakukan serangan ke festival musik di Israel. Ternyata bukti yang datang kemudian, tembakan-tembakan Israel yang menyerang warganya,” ujarnya.

Pos terkait