Oleh Wina Armada Sukardi, analisis sepak bola
Selasa, 21 November 2023 ini, kesebelasan senior Indonesia bakal dijamu kesebelasan Filipina di negeri Marcos sana. Pertandingan itu sangat menentukan, apakah kesebelasan Indonesia masih punya peluang atau tidak masuk babak berikutnya dalam penyisihan menuju piala dunia 2024.
Satu hal yang pasti, pada hari yang sama, kamis 16 November 2023, kesebelasan U17 dan senior Indonesia “dibantai” oleh lawan-lawannya. Kesebelasan U17 “dikangkangi” Maroko 1 – 3, dan dikirim keluar dari persaingan kejuaraaan dunia U-17. Dengan kekalahan tersebut, tersingkirlah kesebelah Indonesia U17 dari gelanggang kejuaraan dunia U17.
Padahal sebelumnya begitu membuncah asa kesebelasan U17 dapat lolos ke pase 16 besar, setidaknya melalui empat besar klamen ketiga. Maklumlah kesebelasan Indonesia dalam dua pertandingan sebelumnya tampil ciamik dan berhasil menahan seri Ekuator dan Panama 1 – 1.
Dengan adanya hasil itu, muncullah harapan manakala lawan Maroko, Indonesia bakal tampil lebih baik lagi, sehingga banyak analisis sepak bola meramal Indonesia dapat menekuk Maroko, setidaknya kembali draw lagi.
Apa boleh buat, kenyataanya, semua harapan itu hancur luluh karena Indonesia dipermalukan 1-3 oleh Maroko. Tertutup sudah mimpi mencetak sejarah lolos dari group di kejuaaraan dunia.
Pada hari yang sama itu, nasib tim senior juga babak belur.
Indonesia dihajar 5 – 1 tanpa ampun oleh Irak. Padahal sebelumnya untuk pertemuan itu digadang-gadang di bawah asuhan pelatih Shin Tae-yong kesebelasan Indonesia dapat memberi perlawanan kepada Irak. Banyak redaksi pers saat itu memprediksi bukan tak mungkin kesebelasan Indonesia memberikan kejutan. Rasa optimis pun membumbung tinggi.
Sampai babak pertama, harapan itu masih menjembul. Setelah ketinggalan 2-0, di babak pertama Indonesia masih mampu membalas 1 gol, menjadi 2 – 1. Meskipun seluruh gol Irak dibabak pertama itu lahir dari kesalahan pemain belakang Indonesia, tapi masih menyeruak pada babak kedua dengan racikan strategi Shin Tae-yong Indonesia bakal mampu membalikan keadaaan. Setidaknya tidak kalah.
Faktanya, pada babak kedua Indonesia dibobol tiga gol tanpa balas. Dua gol terakhir hanya dalam tempo 10 menit. Indonesia pun keok 5 – 1. Tanpa mengurangi apresiasi kepada para pemain yang sudah berjuang, kekalahan 5 – 1, selain mempersulit peluang Indonesia lolos ke babak berikutnya, juga “memukul” kebanggaan Indonesia sampai pada tingkat lumayan memalukan.
Apa lagi yang kurang dari persiapan kesebelasan Indonesia? Seluruh pemain naturalisasi gelombang pertama sudah selesai, dan sudah diturunkan. Pelatihnya juga Shin Tae-yong. PSSI sudah menfasilitasi persiapan secara optimal. Ujung-unjungnya Indonesia bukan menggapai hasil optimal, malah dipukul Irak tanpa ampun, 5 – 1.