Lawatan ke Jakarta pada 3-6 September
Paus Fransiskus, yang berusia 83 tahun, dijadwalkan tiba di Jakarta pada 3 September dan keesokkan harinya dijadwalkan melangsungkan pertemuan dengan Presiden Joko Widodo di Istana Merdeka Jakarta.
Sejumlah tokoh masyarakat sipil, korps diplomatik dan pejabat-pejabat Indonesia juga akan hadir dalam pertemuan itu.
Selanjutnya Paus akan melangsungkan pertemuan pribadi dengan anggota-anggota Sekretariat Jesus di Kedutaan Besar Vatikan di Jakarta; dilanjutnya pertemuan dengan para uskup, imam, daikon, pelaku hidup bakti, seminaris dan katekis di Gereja Katedral Santa Maria Diangkat ke Surga.
Pada 5 September, Paus dijadwalkan bertemu dengan sejumlah pemuda di Graha Pemuda; dilanjutnya pertemuan antaragama di Masjid Istiqlal, dan pertemuan dengan organisasi-organisasi amal di kantor pusat Konferensi Waligereja Indonesia (KWI).
Misa Kudus di Gelora Bung Karno, Jakarta, pada 6 September akan menjadi puncak acara kedatangan Paus ke Indonesia, sebelum terbang ke Port Moresby pada 6 September.
Lawatan Paus Jadi Momentum Istimewa
Sekretaris Pengurus Wilayah Gerakan Pemuda Anshor Jawa Timur, Mohammad Hasan Bisri, memaknai kunjungan Paus Fransiskus ke Indonesia sebagai momentum istimewa, terlebih Indonesia merupakan negara dengan penduduk beragama Islam terbesar di dunia.
“Kami menyambut baik dan bergembira atas kehadiran beliau di negara kami, di Indonesia, dengan harapan bahwa ini akan menjadi momentum abadi, monumental bagi kami warga negara Indonesia yang dikunjungi oleh Paus Fransiskus dari Vatikan. Ini menunjukkan bahwa Indonesia adalah negara yang terbuka, yang bisa disinggahi oleh siapa pun yang bisa memberikan rasa dan warna yang indah bagi siapa pun di negara kami,” ujarnya.
Pastor Katolik yang juga Rektor Seminari Tinggi Kongregasi Misa (CM) Indonesia di Malang, Romo Antonius Rad Budianto, CM., menyebut figur Paus memiliki pengaruh yang sangat kuat bagi umat Katolik, yang diyakini dapat menyemangati umat untuk lebih berkontribusi bagi Pembangunan Indoneisa. Pengaruh Paus ini tampak dari besarnya jumlah warga yang ingin menghadiri Misa Kudus.
“Bagi umat Katolik, figur itu penting ya, karena kita itu mengimani figur, yaitu figur Tuhan Yesus, bukan saja terutama ajaran tapi juga pribadi. Nah, dalam hal ini saya kira, kiranya figur Paus itu sangat kuat pengaruhnya bagi umat. Maka kehadiran Paus di Indonesia itu tentu saja sangat memberi semangat kepada umat di Indonesia,” tuturnya.
Menyebarluaskan perdamaian dan mendorong kesejahteraan adalah salah satu sasaran utama kedatangan Paus ke Indonesia, tambahnya.
“Paus ini tidak hanya bicara, dia melakukan kunjungan persaudaraan. Jadi, kalau dia di Indonesia, itu juga salah satu agendanya bertemu dengan umat Islam, saya yakin mereka juga menyambutnya dengan penuh antusias. Dan barangkali, ya kiranya ini juga mendekatkan umat Katolik Indonesia dengan umat Islam,” ujar Romo Sad menutup pembicaraan dengan VOA. [voa]
Jaringan: VOA