Angin Puting Beliung di Karimun: Peringatan Pentingnya Kesiapsiagaan dan Mitigasi Bencana

Sebuah rumah di kawasan Batu Lipai, Kelurahan Baran, Kecamatan Meral, Kabupaten Karimun rusak akibat terjangan angin puting beliung, Selasa (14/5/2024) siang. (jurnalterkini.id/yogi)
Sebuah rumah di kawasan Batu Lipai, Kelurahan Baran, Kecamatan Meral, Kabupaten Karimun rusak akibat terjangan angin puting beliung, Selasa (14/5/2024) siang. (jurnalterkini.id/yogi)

Kabupaten Karimun, Kepulauan Riau sebagai daerah kepulauan yangg dikelilingi laut, kerap diterjang angin puting beliung. Namun angin puting beliung pada Selasa (14/5/2024) memiliki dampak paling parah, berdasarkan catatan jurnalterkini selama setidaknya selama 20 tahun terakhir.

Sedikitnya 20 kepala keluarga terkena dampak bencana alam yang melandar Kelurahan Baran Timur, Baran Barat Kecamatan Meral dan Kelurahan Sungai Lakam Barat Kecamatan Karimun ini.

Bacaan Lainnya

Rumah-rumah mereka rusak dengan atap lepas, ada yang rusak berat, sedang dan adapula rusak ringan.

Belum selesai sebulan, peristiwa yang sama juga menerjang puluhan bangunan berdasarkan data BPBD dan Damkar Kabupaten Karimun di dua dusun di Desa Lebuh, Kecamatan Belat pada Kamis (6/6/2024).

Bencana alam ini menjadi pengingat keras bagi kita semua tentang pentingnya kesiapsiagaan dan mitigasi bencana.

Peristiwa ini menjadi bukti nyata bahwa bencana alam dapat terjadi kapan saja dan di mana saja. Kita tidak bisa memprediksi kapan dan di mana bencana akan terjadi, tetapi kita dapat melakukan langkah-langkah untuk mempersiapkan diri dan meminimalkan dampaknya.

Salah satu langkah penting dalam kesiapsiagaan bencana adalah edukasi dan sosialisasi kepada masyarakat. Masyarakat perlu dibekali dengan pengetahuan tentang jenis-jenis bencana, cara mengenali tanda-tanda peringatan dini, dan langkah-langkah yang harus diambil saat bencana terjadi.

Mitigasi bencana juga merupakan hal yang tidak kalah penting. Mitigasi bencana adalah upaya untuk mengurangi risiko dan dampak yang ditimbulkan oleh bencana. Upaya mitigasi dapat dilakukan dengan berbagai cara, seperti penataan ruang wilayah yang aman bencana, pembangunan infrastruktur yang tahan bencana, dan pengembangan sistem peringatan dini.

Pemerintah, baik pusat maupun daerah, perlu mengambil peran aktif dalam meningkatkan kesiapsiagaan dan mitigasi bencana. Pemerintah perlu mengalokasikan anggaran yang cukup untuk kegiatan-kegiatan ini, dan juga perlu bekerja sama dengan berbagai pihak, seperti organisasi masyarakat sipil, akademisi, dan sektor swasta.

Masyarakat juga perlu mengambil peran aktif dalam upaya kesiapsiagaan dan mitigasi bencana. Masyarakat perlu mengikuti edukasi dan sosialisasi yang diadakan oleh pemerintah, dan juga perlu terlibat dalam kegiatan-kegiatan kesiapsiagaan bencana di komunitas masing-masing.

Bencana alam memang tidak dapat dihindari, tetapi kita dapat mempersiapkan diri dan meminimalkan dampaknya. Dengan meningkatkan kesiapsiagaan dan mitigasi bencana, kita dapat membangun komunitas yang lebih tangguh dan siap menghadapi berbagai ancaman bencana. (*)

Pos terkait