Hamas: Serangan Israel di Rafah Akan Membunuh Puluhan Ribu Jiwa

Warga Palestina mencari korban selamat setelah serangan udara Israel di sebuah bangunan tempat tinggal di Rafah, Jalur Gaza, Sabtu, 10 Februari 2024. (AP/Hatem Ali)
Warga Palestina mencari korban selamat setelah serangan udara Israel di sebuah bangunan tempat tinggal di Rafah, Jalur Gaza, Sabtu, 10 Februari 2024. (AP/Hatem Ali)

Penguasa Hamas di Gaza memperingatkan pada Sabtu (10/2/2024) bahwa operasi tentara Zionis Israel yang direncanakan di Rafah yang padat pengungsi dapat membunuh “puluhan ribu” jiwa. Rafah merupakan tempat perlindungan terakhir bagi pengungsi Palestina.

Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu telah memerintahkan tentara untuk mengarahkan perhatiannya ke Rafah.

Bacaan Lainnya

Hamas mengatakan dalam sebuah pernyataan bahwa tindakan militer apapun akan menimbulkan dampak bencana yang “dapat menyebabkan puluhan ribu orang mati syahid dan terluka jika Rafah… diserbu”.

Pengumuman Netanyahu, yang disampaikan hanya beberapa jam setelah Presiden AS Joe Biden melontarkan kritiknya yang paling keras terhadap Israel memicu kekhawatiran di kalangan para pemimpin dunia dan Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB).

“Langkah pendudukan Israel mengancam keamanan dan perdamaian di kawasan dan dunia. Ini merupakan pelanggaran terang-terangan terhadap semua garis merah,” kata kantor Presiden Palestina Mahmud Abbas.

Menteri Luar Negeri Yordania Ayman Safadi memperingatkan “pertumpahan darah lagi di Gaza tidak bisa dibiarkan”, dalam sebuah postingan di X.

“Serangan Israel terhadap 1,5 juta warga Palestina yang sudah menghadapi kondisi tidak manusiawi di Rafah akan menyebabkan pembantaian orang-orang yang tidak bersalah,” tulisnya, dan mendesak “seluruh dunia” untuk mencegahnya.

Spanyol dan Jerman bergabung dengan Arab Saudi dalam memperingatkan akan terjadinya “bencana kemanusiaan” jika rencana tersebut dilanjutkan.

“Kami menyerukan gencatan senjata, pembebasan sandera, penghormatan terhadap hukum kemanusiaan internasional dan masuknya bantuan,” kata Menteri Luar Negeri Spanyol Jose Manuel Albares pada platform X.

Amerika Serikat (AS) adalah pendukung utama negara zionis, yang menggelontorkan bantuan militer sebesar miliaran dolar.

Departemen Luar Negeri AS mengatakan pihaknya tidak mendukung serangan darat di Rafah, dan memperingatkan bahwa, jika tidak direncanakan dengan baik, operasi semacam itu berisiko menimbulkan “bencana”.

Baca juga jurnal berita dunia berikut: PBB: Krisis di Gaza Kian Parah Sementara Negara-Negara Donor Potong Bantuan

Pos terkait