Komite Hak Anak PBB Kritisi Pemangkasan Anggaran UNRWA

Anak-anak Palestina antre untuk menerima bantuan makanan yang dimasak oleh dapur amal di tengah kekurangan pasokan makanan di Rafah, di selatan Jalur Gaza, 5 Februari 2024.
Anak-anak Palestina antre untuk menerima bantuan makanan yang dimasak oleh dapur amal di tengah kekurangan pasokan makanan di Rafah, di selatan Jalur Gaza, 5 Februari 2024. (foto: Reuters)

JENEWA, SWISS – Komisi Hak-hak Anak PBB menyerukan negara-negara donatur UNRWA untuk mempertimbangkan kembali keputusan penangguhan anggaran bagi badan itu di tengah situasi krisis yang mengancam anak-anak di Gaza.

Setiap hari lebih dari 10 anak di Gaza kehilangan salah satu atau kedua kakinya karena terkena bom, sementara 17.000 anak kini hidup sendiri karena kedua orang tuanya tewas atau terpisah dari mereka. Berikut laporannya.

Bacaan Lainnya

“Sejak konflik berkecamuk empat bulan lalu, setiap hari lebih dari 10 anak di Gaza kehilangan salah satu atau kedua kakinya. UNICEF memperkirakan sedikitnya 17.000 anak hidup sendiri atau terpisah dari orang tuanya. Hampir 1,2 juta anak di Gaza kini membutuhkan dukungan kesehatan mental dan psikososial.”

Inilah petikan pernyataan Ann Skelton, Ketua Komisi Hak-hak Anak PBB, ketika ia berbicara di Jenewa hari Kamis (8/2/2024). Secara blak-blakan ia mengungkapkan kondisi anak-anak di Gaza yang kini hidup dalam ketakutan, kelaparan dan kesakitan.

“Seharusnya tidak boleh ada anak yang hidup dalam ketakutan, kelaparan dan kesakitan. Tetapi hari ini, tidak ada satu anak pun di Gaza yang bebas dari ketakutan, kesakitan dan kelaparan. Malahan, mereka dianggap beruntung jika mampu bertahan hidup dalam perang ini dan berkesempatan tumbuh dewasa,” ujarnya.

PBB: Sedikitnya 27.585 Warga Palestina Tewas, 66.978 Luka-Luka

Ann Skelton menyebut data terbaru PBB yang menunjukkan sedikitnya 27.585 warga Palestina tewas dan 66.978 lainnya luka-luka sejak perang Israel-Hamas tanggal 7 Oktober lalu.

Di luar angka itu masih ada lebih dari 7.000 orang yang diperkirakan terkubur di bawah puing-puing reruntuhan bangunan. Banyak dari korban, tambah Ann, adalah anak-anak.

Ironisnya negara-negara donatur justru menangguhkan anggaran mereka bagi UNRWA – badan PBB yang bekerja untuk membantu pengungsi Palestina – setelah Israel menuduh beberapa staf badan itu terlibat dalam serangan ke selatan negaranya pada 7 Oktober lalu.

“Mengingat kebutuhan kemanusiaan yang sangat besar bagi lebih dari 2 juta orang di daerah kantong Gaza, komisi ini mendesak semua negara donor yang menangguhkan pendanaan saat ini atau pendanaan pada masa depan untuk UNWRA agar segera mempertimbangkan kembali keputusan itu dan menyediakan dana yang cukup untuk memastikan agar semua bantuan yang mendesak dapat diberikan kepada semua orang, terutama kepada setiap anak.”

Ann menyebut pentingnya anggaran ini tidak saja untuk memenuhi kebutuhan para pengungsi, tetapi juga untuk “dukungan psikososial yang masif” bagi anak-anak dan keluarga di Gaza dan bagi anak-anak Israel yang menjadi korban atau menyaksikan serangan yang dilakukan oleh para pejuang militan Palestina di Israel Oktober lalu.

Pos terkait