”Keberhasilan berjualan bunga, berkat dukungan keluarga juga. Terutama dari suami yang mau turun langsung untuk melakukan packing. Pernah saya jual bunga sampai Rp3 juta, rata-rata kita juga diatas mulai Rp25 ribu satu bunga,” tuturnya.
Sementara ditanya, bagaimana membagi waktu terhadap pekerjaan dengan bisnis penjualan bunga. Ia mengatakan, tetap memprioritaskan keluarga dahulu, mulai melayani suami, anak-anak yang akan berangkat sekolah. Baru, melaksanakan tugas dikantor. Sehingga, sisa waktu baru melakukan penjualan bunga secara online.
Dan, saat ini pesanan cukup banyak ada yang dari Surabaya, Bandung, Medan, Sulawesi, Kalimantan hingga Sorong Papua. Dengan memanfaatkan media sosial (medsos), untuk promosi sangat berpengaruh terhadap penjualan bunganya. Sehingga, peluang-peluang penjualan dapat dimaksimalkan.
” Untuk transaksi saya tidak melayani Cash On Delivery (COA). Ditranfer dahulu, baru kita kirim barangnya sesuai pesanan. Semuanya, resmi proses pengiriman bunga ada surat keterangan dari karantina,” ungkapnya.
Masih kata Tiur lagi, walaupun beberapa waktu lalu pekerjaan sangat banyak sekali. Tapi, tetap menyempatkan waktu untuk mengecek bunga-bunga dengan vidio call lewat suami maupun anak-anak. Ketika dirinya berada diluar kota untuk beberapa hari, sehingga pertumbuhan bunga dapat dipantau secara langsung.
” Untuk bunga silangan lokal lebih mahal dari bunga biasa. Walau, pembudayaan bunga bibitnya berasal dari luar negeri,” ucapnya.(*)