Inhil, JurnalTerkini.id — Prevalensi stunting di Kecamatan Kateman, Kabupaten Indragiri Hilir (Inhil) terus mengalami peningkatan dari tahun ke tahun. Dengan data terbaru menunjukkan bahwa jumlah kasus stunting meningkat dari 25 kasus pada 2022 menjadi 52 kasus pada 2023, dan mencapai 56 kasus pada tahun 2024. Stunting, kondisi gagal tumbuh pada anak akibat kekurangan gizi kronis, dapat mempengaruhi pertumbuhan fisik dan perkembangan otak anak.
Distribusi kasus meliputi:
Kelurahan Tagaraja: 7 kasus (2022), 11 kasus (2023), 10 kasus (2024)
Kelurahan Bandar Sri Gemilang: 4 kasus (2022), 9 kasus (2023), 8 kasus (2024)
Desa Sungai Simbar: 3 kasus (2022), 15 kasus (2023), 15 kasus (2024)
Desa Kuala Selat: 4 kasus (2022), 11 kasus (2023), 8 kasus (2024)
Desa Penjuru: 1 kasus (2022), 0 kasus (2023), 3 kasus (2024)
Desa Sungai Teritip: 0 kasus (2022), 0 kasus (2023), 5 kasus (2024)
Berbagai usaha dan upaya dilakukan dalam penanganan Stunting mulai dari penyuluhan masyarakat tentang gizi, kesehatan reproduksi, dan perilaku hidup bersih, pelaksanaan kelas bagi ibu hamil dan balita, serta pemberian tablet tambah darah, pemberian makanan tambahan berbasis pangan lokal.
Dari berbagai upaya yang dilakukan, ada pula faktor penyebab stunting yaitu tidak mendapatkan imunisasi dasar lengkap, tingkat pendidikan orang tua yang rendah, paparan asap rokok dan lingkungan yang tidak sehat, akses terhadap air bersih yang kurang.
Kondisi ini mengindikasikan perlunya langkah-langkah yang lebih kuat dan berkelanjutan untuk menurunkan angka stunting secara signifikan di masa depan. Dinas Kesehatan setempat berkomitmen untuk terus melakukan edukasi dan intervensi yang diperlukan guna memperbaiki status gizi anak di Kecamatan Kateman. (adv)