FTZ BBK Lokomotif Pembangunan

Karimun, Kepri – Asisten Deputi Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Purba Robert Sianipar mengatakan kawasan perdagangan bebas atau free trade zone (FTZ) Batam, Bintan dan Karimun bisa menjadi lokomotif pembangunan di Indonesia.

“FTZ Batam Bintan Karimun (BBK) beserta regulasinya bisa menjadi lokomotif pembangunan di Indonesia. Tentunya untuk mewujudkannya harus disertai dengan pembenahan sarana infrastruktur di darat, laut maupun udara,” katanya sebelum meninjau sejumlah perusahaan dan industri galangan kapal di FTZ Karimun, Tanjung Balai Karimun, Rabu.

Purba Robert Sianipar yang didampingi staf ahli Menko Perekonomian Arifin Habibi mengatakan, dengan pembenahan sarana infrastruktur itu diharapkan dapat meningkatkan daya saing FTZ dengan biaya investasi dan fasilitas perizinan yang mudah.

“Pembenahan infrastruktur dapat menjadi daya tarik investor ke Karimun,” ucapnya.

Pada kesempatan itu dia mengatakan informasi tertariknya investor Taiwan untuk menanamkan modalnya di Karimun merupakan sebuah langkah maju dalam mengembangkan FTZ sebagai lokomotif pembangunan di perbatasan Indonesia dengan Malaysia dan Singapura.

“Saya mendengar ada investor Taiwan yang masuk ke sini. Ini menunjukkan bahwa biaya investasi dan perizinan yang mudah menjadi alasan bagi investor Taiwan dibandingkan memilih negara lain seperti China,” ucapnya.

Lebih lanjut dia mengajak warga masyarakat Karimun mempersiapkan diri untuk merebut persaingan usaha di FTZ sehingga tidak tertinggal di daerah sendiri.

“Jangan jadi penonton di daerah sendiri. Siapkan sumber daya manusia yang berkualitas dan handal dan pemerintah daerah sangat berperan dalam mewujudkan itu,” ucapnya.        

Dia berharap keberadaan sekolah menengah kejuruan dioptimalkan dalam menyiapkan sumber daya manusia yang memiliki keterampilan dan keahlian sesuai keinginan dunia kerja di FTZ.   

Di tempat yang sama, Bupati Karimun Nurdin Basirun menyambut baik kunjungan Asisten Deputi Menko Perekonomian untuk melihat langsung kondisi investasi FTZ Karimun.

“Masalah infrastruktur memang menjadi kendala, namun demikian daya tariknya sudah tampak dengan banyaknya perusahaan yang datang,” katanya sambil menyebut PT Saipem Indonesia sebagai perusahaan pertama dan terbesar yang berinvestasi sejak FTZ diresmikan Presiden pada 2009.    

Selain PT Saipem yang bergerak di bidang “offshore” dan fabrikasi, FTZ Karimun juga sudah diisi dengan hadirnya perusahaan terminal BBM Oiltanking dan sejumlah galangan perusahaan galangan kapal. 

“Agar pengembangan FTZ lebih optimal, kami tentu berharap pusat menyetujui pemberlakuan FTZ secara menyeluruh di Pulau Karimun Besar,” kata Bupati. (rus)

Pos terkait