Syahdunya Ghazal Sri Melati

PANAS matahari seolah-olah meredup saat ratusan pengunjung pameran pembangunan Kabupaten Karimun di jalan lingkar Tanjung Balai Karimun, Provinsi Kepulauan Riau terbuai syahdunya alunan musik ghazal kelompok musik “Sri Melati”.

Sejumlah alat musik tradisional bersahut-sahutan melahirkan harmoni musik khas Melayu, pengunjung makin terpukau dan tidak lagi sadar kalau panas matahari menyengat di ubun-ubun.

 
Sebuah kolaborasi musik tradisional secara sempurna disajikan satu-satunya kelompok musik ghazal di kabupaten yang berjuluk Bumi Berazam itu. Semua terpaku dan syahdu tatkala jemari keriput Saleh memainkan harmonium ditingkahi tepukan tabla Abdul Wahab.
 
Perpaduan musik semakin sempurna dengan gesekan biola Harun Hamid dengan ditelingkahi gemerincing marakaz Ardan kemudian disusul petikan senar gambus A Sirait yang berpadu dengan gitar rythm Ahmad dan gitar melodi Djakfar Sirat serta bersahut-sahutan dengan tamborine milik Saleh.
 
Lagu-lagu Melayu tempo doeloe mendayu-dayu mengingatkan kita pada zaman kerajaan Melayu.
 
Ghazal musik khas Melayu yang mulai langka,” kata Djakfar Sirat, pimpinan Ghazal Sri Melati.
 
Dulu, Karimun memiliki beberapa kelompok ghazal, di antaranya Sri Karimun dan Sri Surya. Sekarang yang tersisa hanya Ghazal Sri Melati dengan pemain musik rata-rata berusia senja.
 
”Generasi muda banyak yang enggan belajar seni musik ghazal,” katanya lagi.
 
Musik ghazal terancam pupus diterpa musik kontemporer.
Hanya Ghazal Sri Melati yang bertahan sejak didirikan M Sirat Sintal (ayah Djakfar Sirat) dan Djantan Setong pada tahun 1977.
 
”Kami  beberapa kali ganti personil,” katanya.
 
Sri Melati pernah tampil di Balai Dang Merdu Pekanbaru Riau, acara pacu jalur di Teluk Kuantan, Kampar, Riau.
 
”Beberapa waktu lalu kami juga diundang ke Johor, Malaysia dalam Kenduri Melayu 2001,” ujarnya.
 
Seni musik ghazal memiliki nilai filosofis budaya Melayu dengan alunan musik yang melankolis menjadi simbol adat istiadat yang santun dan menjunjung tinggi nilai-nilai agama.
 
Ghazal berasal dari semenanjung Arab yang berkembang dan dipengaruhi kesenian India.  Alat musik yang dimainkan dari ghazal merupakan gambaran dari perpaduan budaya, seperti tabla yang berasal dari India, gambus dan marakaz dari Arab serta dipadu dengan biola dan gitar dari barat.
 
Kata ghazal sendiri berasal dari bahasa Arab ”ghaz” yang berarti mainan atau ungkapan cinta.
 
Lagu yang dinyanyikan berisi pantun mengisahkan percintaan, riwayat hidup orang Melayu yang sering dipertunjukkan pada tari persembahan, tari zapin, pesta pernikahan serta hiburan raja-raja Melayu.

Pos terkait