KOTA TEGAL, Jurnalterkini.id – KPU Kota Tegal menggelar debat perdana antar pasangan calon (Paslon) Walikota dan Wakil Wali Kota Tegal, Rabu (23/10/2024) malam bertempat di Hotel Bahari Inn Kota Tegal.
Selain dihadiri ketiga pasangan calon, Nomor urut 1 (Edy Suripno-Akhmad Satori), Nomor urut 2 (Dedy Yon Supriyono – Tazkiyyatul Muthmainnah), serta pasangan nomor urut 3 (Faruq Ibnul Haqi-Muhammad Ashim Adz Dzorif Fikri), Nampak hadir Pj. Walikota Tegal Agus Dwi Sulistyantono, Serta Ketua DPRD Kota Tegal Kusnendro
Dalam sambutannya Ketua KPU Kota Tegal, Karyudi Prayitno mengatakan, Debat Publik perdana ini bertema, Terwujudnya Kota Tegal yang maju, Berakhlak, Dan Sejahtera.
Sebelum debat publik dimulai, Muhammad Hatta dari Kemenag Kota Tegal selaku orang yang ditunjuk untuk memimpin Doa, Berharap didalam debat publik perdana berjalan dengan kondusif, Dan Pilkada di Kota Tegal berjalan dengan damai.
Dalam debat perdana tersebut dipandu Moderator Nia Caroline dan Septanda Hisaf, Serta menghadirkan lima panelis antara lain dari Komisi Informasi Publik Provinsi Jawa Tengah, Tim pengembang Kemendikbudristek dan Akademisi.
Dalam pemaparan visi misi paslon 02 (Dedy – Ii) yang paling menonjol dalam pengembngan UMKM (Usaha Mikro Kecil Menengah).
Dedy menyampaikan, “Kita akan menyiapkan laporan kegiatan penanaman modal (LPMK) untuk pendidikan dan latihan bagi pelaku UMKM dan memberi ruang yang posisinya strategis, ” ungkap Dedy Yon saat pemaparan.
Dedy ungkap lokasi stategis seperti di sekitar Bhinamarga dan juga dilapangan parkir stasiun Tegal.
Dia akan menyiapkan kanopi telepon agar pelaku UMKM dengan mudah bisa berkomunikasi dengan masyarakat.
Dedy juga menjelaskan, Selama dirinya menjabat Wali Kota Tegal, Jumlah UMKM di Kota Tegal meningkat. Pada tahun 2019 UMkM tercatat sebanyak 2.079, di tahun 2023 Jumlahnya meningkat menjadi 35.000.
Selain memaparkan programnya Dedy yon juga mengkritis salah satu paslon yang mempunyai program seragam sekolah gratis, menurut Dedy Yon tidak mungkin, karena jumlah siswa di Kota Tegal kurang lebih 4500 siswa, misal setiap siswa mendapat anggaran untuk setelan baju Osis, pramuka, serta olahraga 1 juta rupiah, maka anggarannya sekitar Rp4,5 miliar.
“Kegiatan sekolah sudah ada melaului Biaya Operasional Sekolah (BOS) dan itu menggunakan APBD, Jika ditambah lagi untuk seragam gratis yang nilainya mencapai 4,5 miliar, Hal itu tidak mungkin karena akan membebani APBD, Jadi saya rasa program seragam gratis itu cm sekedar omong kosong,” ujar Dedy Yon dalam mengkritik salah satu program paslon. (Yadi)