Tahun 2024 Terjadi Penurunan Stunting di Kelurahan Bandar Sri Gemilang

Tembilahan, JurnalTerkini.id Stunting atau masalah anak pendek masih menjadi perhatian serius di Indonesia, termasuk di Kabupaten Indragiri Hilir.

Stunting dianggap sebagai salah satu ancaman terbesar bagi kualitas sumber daya manusia masa depan karena dampaknya yang signifikan terhadap pertumbuhan fisik, kognitif, dan produktivitas anak di kemudian hari.

Bacaan Lainnya

Hal itu disebabkan oleh kurangnya asupan gizi yang optimal pada masa kehamilan hingga anak usia balita, serta faktor lain seperti akses sanitasi dan air bersih yang terbatas.

Pemerintah Indonesia, khususnya Pemerintah Daerah Kabupaten Indragiri Hilir, telah berkomitmen untuk menurunkan angka stunting. Pada tahun 2024, Rembuk Stunting diadakan dengan menetapkan 26 lokus desa dan kelurahan sebagai fokus intervensi. Kelurahan Bandar Sri Gemilang, Kecamatan Kateman menjadi salah satu wilayah yang menjadi prioritas dalam upaya ini.

Berdasarkan data terbaru, angka prevalensi stunting di Kelurahan Bandar Sri Gemilang menunjukkan penurunan yang signifikan, dari 9% pada tahun 2023 menjadi 7,6% pada tahun 2024. Penurunan ini merupakan hasil dari berbagai intervensi gizi pada periode 1.000 Hari Pertama Kehidupan (HPK).

Beberapa intervensi yang telah dilakukan meliputi pemberian tablet tambah darah (TTD) pada ibu hamil, sosialisasi ASI eksklusif, pemantauan tumbuh kembang anak, pemberian vitamin A, dan penyediaan fasilitas air bersih serta sanitasi yang lebih baik.

Namun, berbagai faktor masih mempengaruhi tingginya risiko stunting di beberapa daerah. Faktor-faktor tersebut meliputi pola makan yang tidak memadai, ASI eksklusif yang belum optimal, serta kondisi lingkungan yang belum mendukung kesehatan anak.

Selain itu, kesehatan ibu hamil juga berperan penting, terutama jika ibu mengalami kekurangan gizi selama masa kehamilan atau menyusui, atau jika kehamilan terjadi pada usia remaja.

Beberapa kelompok yang paling berisiko mengalami stunting, seperti remaja putri, calon pengantin, dan anak usia di bawah dua tahun (baduta), menjadi fokus perhatian dalam upaya pencegahan. Remaja putri diberi pemahaman tentang pentingnya tablet tambah darah dan persiapan kehamilan yang sehat, sementara bayi dan balita mendapatkan intervensi gizi yang tepat agar pertumbuhan otaknya optimal.

Berbagai program lintas sektor telah dilakukan bersama Puskesmas dan dinas kesehatan, seperti penyuluhan tentang pentingnya gizi, pemberian makanan tambahan (PMT) bagi ibu hamil dengan kekurangan energi kronis (KEK), serta kolaborasi untuk mencegah pernikahan dini yang dapat meningkatkan risiko stunting.

Dengan penurunan prevalensi stunting di Kelurahan Bandar Sri Gemilang, diharapkan upaya ini dapat terus ditingkatkan di wilayah lain, guna meningkatkan kualitas sumber daya manusia Indonesia di masa depan. (adv)

Pos terkait