PBB: Permukiman Zionis di Palestina Terus Meluas, Jumlahnya Catat Rekor

Lokasi pembangunan proyek perumahan baru di pemukiman Israel di Givat Ze'ev, Tepi Barat, Senin, 18 Juni 2023. (Foto: AP)
Lokasi pembangunan proyek perumahan baru di pemukiman Israel di Givat Ze'ev, Tepi Barat, Senin, 18 Juni 2023. (Foto: AP)

Permukiman Zionis Israel di wilayah-wilayah Palestina yang diduduki telah meluas dengan jumlah yang mencapai rekor dan berisiko menghapus semua kemungkinan terbentuknya negara Palestina, kata pimpinan HAM PBB, Jumat (8/3/2024).

Komisaris Tinggi PBB untuk urusan HAM Volker Turk mengatakan bahwa pertumbuhan permukiman Israel sama artinya dengan Israel memindahkan populasinya sendiri. Turk menegaskan bahwa hal itu merupakan kejahatan perang.

Bacaan Lainnya

Pemerintahan Presiden AS Joe Biden bulan lalu mengatakan permukiman itu “tidak konsisten” dengan hukum internasional setelah Israel mengumumkan rencana perumahan baru di wilayah pendudukan di Tepi Barat.

“Kekerasan oleh pemukim dan pelanggaran terkait permukiman telah mencapai tingkat baru yang mengejutkan, dan berisiko menghilangkan setiap kemungkinan mendirikan Negara Palestina yang layak,” kata Turk dalam pernyataan yang menyertai laporan yang akan disampaikan kepada Dewan HAM PBB di Jenewa pada akhir Maret.

Belum ada komentar langsung dari misi diplomatik Israel di Jenewa mengenai laporan itu.

Laporan 16 halaman yang berdasarkan pada pemantauan PBB sendiri maupun sumber-sumber lainnya itu mendokumentasikan 24.300 unit rumah baru Israel di wilayah pendudukan di Tepi Barat dalam kurun satu tahun hingga akhir Oktober 2023, yang menurutnya merupakan yang terbanyak dalam catatan sejak pemantauan dimulai pada tahun 2017.

Disebutkan juga bahwa ada peningkatan dramatis dalam hal intensitas, tingkat keparahan dan kerap terjadinya kekerasan oleh negara maupun pemukim Israel terhadap orang Palestina di wilayah pendudukan Tepi Barat.

Sejak meletusnya perang, lebih dari 400 orang Palestina tewas dibunuh pasukan keamanan atau pemukim Israel, kata laporan itu.

Israel, yang merebut Tepi Barat dalam Perang Timur Tengah pada 1967, mengklaim hak berdasarkan pernyataan di kitab suci atas tanah di mana permukiman meluas. Militernya mengatakan melancarkan operasi kontraterorisme di Tepi Barat dan menarget para tersangka militan.

Laporan Turk mencatat bahwa kebijakan pemerintah Zionis, yang merupakan kelompok paling kanan sepanjang sejarahnya dan terdiri dari kelompok-kelompok nasionalis relijius yang memiliki hubungan erat dengan para pemukim, tampaknya sejalan dengan luasnya tujuan gerakan pemukim Israel yang tidak pernah terjadi sebelumnya.

Laporan itu telah mendokumentasikan kasus-kasus para pemukim mengenakan seragam militer penuh atau sebagian dan membawa senapan api militer sewaktu mengganggu atau menyerang orang-orang Palestina. Sesekali mereka ditembak dari jarak dekat, kata laporan itu. [voa]

Jaringan: VOA

Pos terkait