FSPMI: Workshop BLK Karimun Jadul

Menteri Tenaga Kerja Ida Fauziyah menandatangani prasasti peresmian Balai Latihan Kerja di Bati, Kecamatan Tebing, Kabupaten Karimun, Kamis (11/7/2024) sore. (jurnalterkini.id/jansen)
Menteri Tenaga Kerja Ida Fauziyah menandatangani prasasti peresmian Balai Latihan Kerja di Bati, Kecamatan Tebing, Kabupaten Karimun, Kamis (11/7/2024) sore. (jurnalterkini.id/jansen)

Karimun, JurnalTerkini.id – Serikat Pekerja Aneka Industri-Federasi Serikat Pekerja Metal Indonesia (SPAI-FSPMI) Kabupaten Karimun mengkritisi fasilitas berupa peralatan workshop Balai Latihan Kerja (BLK) Karimun, sudah jadul atau tidak sesuai dengan kebutuhan dunia kerja.

“Saya sangat setuju sekali dengan adanya BLK di Karimun, karena sebelumnya telah diusulkan melalui unjuk rasa maupun dialog dengan pekerja. Tapi, sayangnya peralatan yang ada di workshop sudah jadul,” kata Ketua SPAI-FSPMI Karimun Muhamad Fajar, Kamis (10/10/2024).

Bacaan Lainnya

BLK Karimun yang berlokasi di Bati, Kecamatan Tebing diresmikan Menteri Ketenagakerjaan Ida Fauziyah pada Juni lalu.

Gedung BLK yang cukup besar dibangun dengan anggaran mencapai sekitar Rp10 miliar lebih melalui APBD tahun 2022 Provinsi Kepri. Akan tetapi belum dilengkapi dengan peralatan pelatihan di workshop BLK tersebut.

Dalam acara peresmian tersebut, Gubernur Kepri berjanji akan menganggarkan dana untuk penambahan alat-alat yang dianggap sudah jadul, dan dinilai sudah tidak memenuhi persyaratan yang dibutuhkan perusahaan-perusahaan yang beroperasi di Karimun maupun Batam.

“Paling tidak adalah 1 unit peralatan mesin Computer Numerical Control (CNC) yang sudah menjadi familiar diperusahaan-perusahaan galangan kapal di Batam maupun Karimun,” ungkap Fajar.

Maka untuk itu, Fajar berharap kepada kepala daerah baik itu Gubernur Kepri maupun Bupati Karimun yang terpilih nantinya harus memprioritaskan upgrade dan pengadaan fasilitas BLK Karimun. Sehingga anak-anak Karimun bisa benar-benar mengikuti pelatihan yang dibutuhkan perusahaan.

“Wacananya pelatihan untuk anak-anak se-Kepri. Tapi kenyataannya, hanya dibangun sebuah workshop yang isinya peralatan jadul tidak sesuai kebutuhan industri masa kini,” tuturnya.

Dengan kondisi tersebut ia tidak yakin anak-anak yang mengikuti pelatihan BLK nantinya bisa diterima di industri sebagai teknis ahli. Tapi, sebagai tenaga helper saja, dimana tujuan dibangunnya BLK untuk menciptakan Sumber Daya Manusia (SDM) yang handal, siap bersaing dengan tenaga kerja luar.

“Kalau hanya jadi helper sama dengan jadi babu saja. Kita butuhkan, BLK itu untuk tenaga teknis yang dibutuhkan perusahaan masa kini,” harapnya.(jms)

Pos terkait